Indonesia adalah negara yang tidak merdeka dengan sendirinya. Indonesia merdeka tidak luput dari gagasan anak mudanya, mulai dari keresahan anak muda melihat kesemrawutan yang terjadi sehingga terciptalah ide gerakan yang memerdekakan Indonesia dari penjajah saat itu, hal itu ditunjukkan oleh narasi proklamasi yang sampai hari ini kita kenang sebagai awal mula resminya Indonesia merdeka. namun tidak hanya sampai disitu, hari ini kita dihadapkan oleh kemungkinan yang terburuk melalui gejala-gejala alam seperti banjir, polusi dimana-mana, krisis air bersih di beberapa wilayah, iklim tidak normal, disamping makin apatisnya manusia terhadap gejala-gejala kerusakan ekologis juga kondisi sosial yang tengah terjadi. 

Pada tahun 2050 di Indonesia ada kemungkinan terjadi berbagai macam krisis, mulai dari krisis sumber daya alam hingga malfungsinya sumber daya manusia itu sendiri jika kondisi semrawut hari ini dibiarkan tidak ada tindakan. Skenario terburuknya adalah beberapa pulau di indonesia akan tenggelam karena permukaan air laut naik merugikan banyak pihak terutama masyarakat yang mendiami pulau-pulau kecil dan kondisi iklim yang tidak bisa lagi kita prediksi lagi atau dalam artian kondisi alam kita menjadi chaos. Gejalanya telah nampak di mata dan nyata kita rasakan hari ini, dan masyarakat yang paling rentan merasakan adalah Buruh, Petani, Nelayan, Perempuan, Balita, Lansia, dan masyarakat ekonomi bawah atau kelompok minoritas lainnya yang rawan tertindas dan sering mendapatkan diskriminasi.

Untuk umat muslim perlu mengingat kembali bagaimana gerakan dakwah Rasulullah yang selalu berpihak pada kaum mustadh’afin dan juga pesan dalam kitab suci Al-Quran yaitu pada QS. Al-Maun yang diawali dengan pertanyaan menohok “Tahukah kamu siapa yang mendustakan agama?” dalam surah tersebut diterangkan bahwa yang mendustakan agama adalah orang-orang yang menghardik anak yatim, tidak memberi makan orang miskin, lalai terhadap sholatnya dan enggan memberikan bantuan. Bersamaan dengan realita yang terjadi hari ini, ayat ini juga menjadi bahan refleksi sebagai muslim tentang bagaimana menjalankan agama yang diyakini, ayat ini mempertegas bahwa menjalankan agama tidak hanya soal amalan ibadah ritual namun juga amalan ibadah sosial sebagai hamba dan juga sebagai manusia.

Sehubungan dengan krisis di masa depan, gejala yang nyata hari ini kita rasakan, terlebih oleh kelompok rentan, yang pasti anak muda dan generasi pelanjut lah yang akan merasakan akibat terburuknya jika masalah hari ini tidak segera diatasi, karena di masa depan generasi muda hari inilah yang akan mengisi ruang partisipasi di masyarakat sosial, menjadi pendorong kebijakan hari ini dan masa depan sekaligus juga yang merasakan akibat dari kebijakan hari ini di masa depan. Olehnya itu anak muda perlu bersatu melawan krisis di masa depan, anak muda yang kita tahu tidak bisa diam dan ingin terus bergerak dan banyak impian perlu menyatukan impian dan bergerak bersama membentuk impian tersebut demi Indonesia yang lebih baik.

Lantas sejauh ini apa yang telah anak muda lakukan untuk Indonesia ke depan? Khususnya di Sulawesi Tenggara beberapa Mahasiswa memiliki kekhawatiran masing-masing sesuai dengan apa yang mereka alami di daerahnya dan mereka telah bertemu berdiskusi untuk merumuskan impian bersama mereka. 

Di Sulawesi Tenggara pendidikan perlu menjadi perhatian, berawal dari kekhawatiran mahasiswa akan krisis moral yang tumbuh subur di antara anak-anak muda di sekitarnya, seperti pergaulan bebas, kenakalan-kenakalan remaja hingga tidak sedikit anak muda yang akhirnya memutuskan pendidikannya karena dampak pergaulan bebas dan akhirnya menikah dini, selain itu masih banyak anak muda yang tidak berkesempatan mengecap pendidikan karena alasan ekonomi. Di daerah lain anak mudanya masih dibiarkan akrab dengan alkohol karena menjadi hal umum diperjual belikan di lingkungan mereka, pemakaian narkoba hingga menjadi hal yang diperjual belikan oleh masyarakat sekitarnya serta kurangnya ketegasan atau kelalaian pihak yang bertanggung jawab. selain itu, anak yang membutuhkan pendidikan masih kurang mendapatkan fasilitas esensial seperti bahan bacaan dan alat tulis, di beberapa daerah juga para guru-guru masih belum mengoptimalkan teknologi yang ada.

Isu lain adalah isu kesehatan, dimana beberapa daerah pelayanan kesehatannya masih menyulitkan bagi warga seperti berobat yang selalu memerlukan keterangan rujukan serta masih banyak obat-obatan yang tidak tersedia. Di daerah lain para orang tua kesulitan karena masih kurang fasilitas kesehatan dan juga tenaga medis. 

Selanjutnya adalah isu Lingkungan, dimana di Sulawesi Tenggara lautnya telah dicemari sampah plastik, tidak ada tempat pengolahan sampah yang mudah ditemui masyarakat, minimnya kesadaran dampak lingkungan masyarakat sekitar, tanaman jambu yang dulu tumbuh subur di sebuah lokasi kini sudah jarang. Selain itu pembangunan di atas laut seperti pembangunan masjid Al-Alam, dermaga yang jadi wisata malam dan wilayah yang jadi tempat prostitusi, juga pembangunan lapangan hingga krisis air bersih beberapa masyarakat sampai harus membeli air untuk dikonsumsi sehari-hari, beberapa memakai sumur bor namun tetap saja airnya tidak layak konsumsi. Di Beberapa tempat lainnya dibiarkan kosong, kurang pohon, di wilayah tambang menyebarkan banyak polusi serta banjir.

Dari beberapa keresahan atau isu yang menjadi perhatian beberapa mahasiswa di Sulawesi Tenggara ini, mereka berharap agar Indonesia kedepan menjadi lebih baik pada tahun 2050 nanti, diantaranya telah bebas krisis lingkungan, utamanya krisis air dimana itu adalah kebutuhan esensial sebagai manusia, kemudian tuntas dari krisis moral dan juga pemerataan pendidikan artinya pendidikan berkualitas juga ikut dirasakan oleh masyarakat ekonomi bawah. kemudian, kemudahan dalam mengakses pelayanan kesehatan di daerah, selain itu kedepan diharapkan anak muda tidak menjadi apatis dan mulai lebih peduli dengan keadaan sekitar, anak muda diberikan ruang yang luas untuk terlibat aktif, khususnya dalam wilayah teknis memanfaatkan sumber daya manusia dan alam yang tersedia di daerah, karena anak muda juga mempunyai berhak dan punya kapasitas dan harapan dalam membangun negeri.

Untuk mencapai harapan anak muda ini, Pemerintah pusat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan juga dinas-dinasnya membuka pendidikan gratis yang berkualitas untuk anak muda karena selama ini yang dominan menghalangi pendidikan adalah masalah ekonomi, mendukung penuh pembangunan manusia dan memberikan fasilitasnya tidak hanya fokus pada pembangunan manusia di perkotaan saja akan tetapi juga di daerah-daerah terpencil. Tidak cukup pendidikan gratis berkualitas dan juga pemerataan pendidikan, akan tetapi juga perlu hal yang menopang keberhasilan pendidikan tersebut yaitu bagi pemerintah juga aparat, akademisi, dan masyarakat khususnya orang tua perlu mendukung lingkungan tumbuh kembang anak muda dan generasi pelanjut yaitu diantaranya, Pemda dan Pemprov hingga ke RT-RW mendukung dan memfasilitasi soal ketahanan rumah tangga, karena bagi anak muda rumah tangga adalah pondasi, untuk permasalahan alkohol pemerintah harus bekerjasama baik dengan masyarakat setempat dengan mensosialisasikan dampak alkohol bagi diri dan lingkungan. akademisi sosial atau psikologi turut membantu memberikan edukasi pada masyarakat dan anak muda terkait moral agar anak muda mendapatkan lingkungan yang mendukung proses belajarnya sekaligus menjadi tempat belajar mereka. 

Kemudian untuk masalah kesehatan, Pemerintah, kementerian, dinas, pemerintah daerah perlu bekerjasama dengan pemprov setempat untuk perbaikan sistem kesehatan, pengadaan tenaga medis, fasilitas obat-obatan di daerah yang masih perlu perhatian.

Selanjutnya isu lingkungan, yaitu Pemerintah perlu memberikan edukasi terkait dampak lingkungan akibat sampah plastik dan mengadakan fasilitas pengolahan sampah. Pemerintah dan juga aparatnya mesti menjadi percontohan dalam hal ini.

Masalah dan juga kekhawatiran anak muda, serta harapan dan juga gagasan anak muda ini nyata dan tidak bisa dibiarkan terjadi, oleh karenanya peran serta para stakeholder maupun calon-calon legislatif yang akan akan menjabat perlu melihat apa yang sebenarnya diinginkan oleh rakyatnya sebagai bahan produk kebijakan publik yang akan mereka jalankan juga, tidak terkecuali gagasan mahasiswa atau anak muda yang menjadi pewaris bangsa dan penentu wajah Indonesia kedepan, dan menjadi masukkan menuju Indonesia bebas biaya pendidikan, Indonesia berkesadaran moral, lingkungan, dan ekonomi, Indonesia Bijak dan menjadi lebih baik lagi. 

 

Ditulis Oleh : Ija Nurjanah (Penggerak Perubahan Indonesia dan Dunia 2050) bersama 5 Anak Muda Sulawesi Tenggara.

Email         : ijanurjannah96@gmail.com